detiknews - detiknews

Powered By Blogger

Sabtu, 05 April 2008

Kamboja(yang bukan)Penghuni Kuburan?



Cycas/Sikas



Sikas adalah tanaman jurasik yang berumur kurang lebih 240 juta tahun dan diperkirakan merupakan makanan dinosaurus yang herbifora. Sikas bahkan dipercaya sudah tumbuh sebelum tanaman bunga dan fern.

Distribusi Sikas yang sangat luas menunjukkan tanaman ini sangat dominan pada masa prehistorik, sikas dapat ditemui di benua Amerika (Dioon, Zamia, Mikrosikas), Australia (Macrozamia, lepidozamia dan cycas), Asia (cycas), Afrika(Encephalartos , Cycas dan Stangeria). Umur sikas yang begitu tua memberikan kesan prehistorik yang kuat sehingga menjadi buruan banyak hobiis.

Sikas merupakan tanaman berumah 2, ada jantan dan betina, yang bisa dibedakan pada waktu keluar 'bunga' (cone). Yang jantan biasanya kurus dan panjang sedang yang betina pendek dan bulat seperti bola rugby. Di alam penyerbukan dibantu oleh serangga, tetapi dengan banyaknya habitat yang rusak dan perbedaan waktu keluarnya bunga jantan dan betina penyerbukan semakin sulit terjadi. Bantuan manusia sangat dibutuhkan untuk menjaga kelestarian populasi di alam.

Pachypodium



Pachypodium sering disebut sebagai kerabat Adenium. Tapi banyak orang bingung menggunakan media yang tepat. Berikut pengalaman 'selebritis' tanaman, dalam meramu media tanam yang pas buat tanaman berduri asal Madagaskar itu. Pakai kotoran kuda?Bagi pemain tanaman hias akhir tahun 90-an, pachypodium bukanlah barang asing. Namun, buat Aris Budiman, pemain adenium kawakan, madagascar palm tree itu harus dipelajari lagi walaupun masih sama-sama tanaman gurun seperti kamboja jepang. Adeng-begitu ia disapa-butuh waktu 3 bulan untuk menemukan media yang tepat.

Pachypodium memang pernah tren pada 1997. Ketika itu Adeng masih sibuk membuat laporan keuangan di salah satu perusahaan elektronika di Yogyakarta. Waktu luang ia habiskan untuk mentraining tanaman bonsai kesayangan. Tak terbersit sedikit pun tentang pachypodium dalam pikiran pemilik nurseri Watu Putih itu. Wajar bila kini bungsu dari 5 bersaudara itu terpaksa belajar kembali untuk menumbuhkan kerabat adenium itu dalam media tepat.

Adeng mencoba berbagai media sejak September 2006. Berbekal pengetahuan tentang adenium, mantan kepala cabang perusahaan elektronika terkemuka itu awalnya menggunakan media nonpupuk: campuran 3 bagian sekam bakar dan 1 bagian pasir malang. Untuk nutrisi tanaman, diberikan pupuk setiap satu minggu. Pupuk terdiri dari vitamin B1, NPK seimbang 20:20:20, Dekamon, dan pupuk dengan unsur kalsium cair. Hasilnya, 60 pot lamerei, geayi, namaquanum, dan rosulatum berumur 1,5 bulan tumbuh sehat.

Nephentes/Kantong Semar?


Tak hanya penampilan istimewa, tanaman ini juga menyimpan potensi bisnis yang patut diperhitungkan. Bentuknya terbilang unik. Mengantong dan membulat di bagian ujung. Ada yang bilang mirip tokoh pewayangan Semar dengan perut buncitnya. Lantaran itulah, tanaman ini diberi nama kantong semarSekitar dua setengah tahun silam, 'demam' kantung semar mulai mewabah di Indonesia. Mulanya pada 2004 ketika sebuah majalah hobi terkemuka memopulerkan kembali tanaman ini lewat edisi akhir tahunnya. Seperti bola salju, media-media lainnya ikut mengekor.

Puncaknya adalah pada 17 Agustus 2005 saat keelokan tanaman yang punya nama ilmiah nepenthes spp ini secara khusus dipamerkan di Istana Merdeka saat HUT RI ke-60. Bila akhirnya kantong semar mendapat predikat sebagai tanaman unik, agaknya ini tak berlebihan. Bentuk kantong dan corak warnanya mengandung nilai artistik tinggi. Bahkan, bersama amorphophallus dan bunga bangkai (raflessia), kantong semar termasuk jajaran 'elite' karena disebut sebagai tanaman hias unik.

Keunikan itu pula yang membuat kita terpikat pada si kantong semar. ''Saya kadung jatuh hati pada bentuk kantong nepenthes yang unik dan beragam,'' ujar pria kelahiran Pontianak, Kalimantan Barat. Tak kurang dari 1.300 pot kantong semar dikoleksi Abdul Kadir sejak dua tahun silam. Jutaan rupiah ia habiskan untuk hobi anyarnya itu. Sebagian besar koleksinya ia perjualbelikan pula.

Anturium


Sebagai salah satu genus dari keluarga Arracae, anthurium daun memang memiliki banyak keunikan. Daunnya, tentu saja, menjadi pesona tersendiri. Tetapi lebih dari itu, daun anthurium sendiri ternyata memiliki banyak macam bentuk, warna, tekstur dan ketebalan daunnya.

BENTUK DAUN:
Yang membuat anthurium daun terasa mempesona, tak dapat dipungkiri adalah daun-daunnya yang lebar, dan lebat yang memberi kesan perkasa.

Dari segi morfologis (bentuk daun), bentuk daun anthurium ada yang berbentuk lanset seperti golok atau pedang, ada yang bulat, lonjong, bulat cekung seperti mangkok, atau piring; dan ada juga yang berbentuk bulat seperti sayur kol. Bahkan susunan daunnya pun masih bisa menggoda hati, karena bisa menyerupai wayang.

Gemulai daun tak kalah variatif. Ada yang lekuk daunnya mirip ular kobra, atau ular sanca bahkan ada pula yang mirip penari jaipong.

Beberapa jenis memiliki daun bergelombang, atau lekuk di bagian tepinya. Sehingga menyerupai keris atau alun gelombang laut.

Betapa pun tanaman Anthurium yang disebut prima, adalah yang memiliki daun-daun yang mulus. Artinya tidak ada yang cacat, baik sobek atau hangus oleh sinar matahari. Daun-daunnya pun harus tumbuh roset, dan kompak.

Susunan daun juga harus membentuk trap atau tingkatan; semakin tinggi tanaman, daun mudanya harus semakin lebar disbanding daun-daun yang tumbuh sebelumnya.

Daun-daun anthurium jenis ini bisa mencapai panjang antara 20 sampai 50 cm, dan lebarnya mulai dari 3 sampai 150 cm.

WARNA DAUN:
Daun anthurium, umumnya berwarna hijau. Ada yang hijau muda, atau hijau pupus dan hijau tua. Pada beberapa kasus, daun anthurium bisa bermutasi atau berubah warna menjadi warna di luar hijau, seperti kuning. Biru/ kebiruan atau merah. Ada juga ditemui, anthurium-anthurium berdaun varigata: warna daun seperti warna adonan cat dari warna hijau dengan putih atau daun hijau dengan totol-totol putih seperti anjing dalmation.

CORAK DAUN:
Tesktur daun-daun anthurium juga tak kalah memikat. Daun-daun anthurium punya urat-urat atau tulang daun yang menonjol, tak ubahnya seperti urat nadi pada tangan-tangan yang gempal menyiratkan keperkasaan.

Namun ada juga yang memiliki tekstur seperti kulit jeruk, atau jahitan pada celana blue jeans.

Pada spesies tertentu, tekstur daun ada juga yang menyerupai sayur sawi, atau daun jati; sementara ada juga yang teksturnya mirip seperti kulit ular.

CONTOH ANTURIUM BUNGA

Puring atau Croton


Untuk daerah Bali sendiri terdapat jenis puring yang memang berasal dari bali yang tidak pernah ditinggalkan penghobinya. Terbukti, permintaan tanaman jenis daun-daunan ini stabil sebagai penghias pertamanan, baik itu pekarangan rumah tinggal hingga pertamanan kantor dan hotel. Harga puring per pohon di salah satu temapat di Bali berkisar Rp 5.000 –Rp 15.000 tergantung ukuran dan jenis puring. Kecenderungan belakangan ini, peminat terbesar tanaman puring ini malah kebanyakan datang dari kalangan hotel dan vila. Mereka ini sengaja mendesain hiasan taman dengan puring karena ingin menonjolkan nuansa tropikal yang dalam penanaman dimodifikasikan jenis tanaman lain.
Puring atau croton ini juga dapat digunakan sebagai obat Obat anti kanker lain telah ditemukan oleh Achmad et al. (1991) Dalam Karmawati et al. (1996) yaitu senyawa kriptokaryon 1 yang berasal dari spesies Cryptocarya laevigata. Senyawa aktif lainnya yaitu golongan terpen, contohnya “croton oil” dari Croton tiglium yang diketahui bersifat iritasi dan karsinogen. Kupchanl (1976) Dalam Sutaryadi (1991) telah mengisolasi forbol dari Croton yang berkhasiat sebagai antileukemia. Isolasi dan skrining fito-kimia dari akar purwoceng (Pimpinella pruacan) menghasilkan alkaloid,
saponin, glikosida, steroid, tanin, dan lemak. Pemisahan dengan KLT berhasil memisahkan 12 komponen. Uji hayati terhadap anak ayam jantan memberikan
efek androgenik pada konsentrasi 30%.Sedangkan akar som jawa (Talinum rasemosum) diketahui mengandung alkaloid, saponin, dan tanin, serta T.
triangularis mengandung senyawa alkaloid, saponin, glikosida, dan sterol
(Hernani et al., 1993; Yuliani et. Al., 1995)MEMBERSIHKAN DAUN PURING
Keindahan warna-warni daun puring yang sangat menarik adalah salah satu daya pikat puring. Daun puring ini tidak hanya mengeluarkan warna hijau dan kuning. Melainkan pula, pink dan merah.
Namun, alangkah sayangnya jika keindahan warna daun itu harus pudar karena tidak dirawat dengan baik dan benar. Untuk itu, agar daun puring terlihat tetap menawan, ada baiknya daun selalu dikilapkan secara rutin setiap minggu.
Di pasaran, sebenarnya sudah banyak tersedia pengilap daun (leaf shine) yang penggunaannya tinggal disemprotkan. Namun, untuk menghemat biaya, ada cara yang lebih ekonomis. Yakni dengan menggunakan santan atau susu. Keuntungan lainnya, daun puring akan mendapatkan tambahan unsur gizi dari santan atau susu yang digunakan, sehingga pertumbuhan daun akan menjadi lebar dan semakin sempurna bentuknya.
Mengilapkan daun dengan menggunakan santan atau susu ini pun tidak sulit untuk dilakukan. Caranya mudah saja. Ikuti petunjuknya di bawah ini:
• Bersihkan debu-debu yang menempel pada daun. Selain mengotori daun, debu juga menyebabkan pori-pori daun tertutup sehingga proses penguapan dan fotosintesis akan terganggu. Pembersihan debu pada daun puring dilakukan dengan cara mengelapnya menggunakan kain lembut yang agak lembap. Beberapa jenis puring memiliki daun yang banyak lekukan, sehingga dibutuhkan ketelatenan untuk mengelap bagian sudut yang tertutup.
• Setelah dilap bersih, satu per satu daun puring diolesi dengan santan yang sudah dibekukan dalam freezer atau susu murni tanpa gula, lalu dilap kembali dengan lap yang halus dan lembut.
Bahan lain yang dapat digunakan untuk mengilapkan daun puring adalah baby oil atau minuman bersoda seperti soft drink. Caranya pun tidak jauh berbeda dengan menggunakan santan atau susu. Tak hanya itu, sebagian hobiis juga menggunakan krim pelembap untuk mengilapkan daun puring. Namun, cara ini tidak ekonomis karena harga pelembap jauh lebih mahal dibandingkan dengan harga santan atau susu.

Adenium Arabicum







Berikut varian adenium berbonggol indah.

Yaman dataran rendah
Ciri utama Adenium arabicum asal dataran rendah Yaman ialah umbi besar. Jenis ini rajin bercabang dengan alur meliuk-liuk. Adeng membagi arabicum yaman dataran rendah menjadi 2:yang dikembangkan di Taiwan dan Thailand. Umumnya yang berasal dari Taiwan bentuk umbi agak melebar dan batang kecokelatan. Dari Thailand, umbi cenderung membulat seperti botol. Di Thailand jenis itu terkenal dengan sebutan petch banna dan thai socotranum.

Yaman dataran tinggi
Arabicum asal dataran tinggi Yaman umumnya berumbi pendek dan jarang melebar. Rumpun batang cenderung lurus dan vertikal. Dibandingkan dengan yaman dataran rendah, percabangan yaman dataran tinggi lebih sedikit. Sosok baru rimbun -dengan cabang dan ranting lengkap-setelah berumur di atas 20 tahun.

Ra chine pan dok
Ra chine pan dok kelainan dari arabicum yaman. Ia mempunyai sifat unggul dibanding yaman dataran rendah dan dataran tinggi. Pada umur yang sama, ra chine pan dok sudah memiliki batang, cabang, dan ranting yang lebih utuh, kata Andy Solviano Fajar, praktikus adenium dari Solo, Jawa Tengah. Ia juga dikenal dengan sebutan arabicum raja fadh karena awalnya dimiliki Raja Fadh, Arab Saudi. Penguasa negara minyak itu menghadiahkan ra chine pan dok pada Raja Bhumibol, Thailand. Di Tanah Siam, raja fadh menyebar ke berbagai pelosok.

Diamond crown
Di negeri Gajah Putih terjadi persilangan alami dan buatan antara yaman dataran rendah,yaman dataran tinggi, bahkan dengan ra chine pan dok. Dari sana muncul hasil persilangan istimewa, diamond crown.Tak jelas lagi darah mana yang dominan.Berumbi tinggi diwarisi dari yaman dataran rendah.Sementara rumpun batang lurus dari yaman dataran tinggi, ujar Adeng. Ciri yang menonjol: bonggol cenderung membulat dan tajuk membentuk sudut kemiringan 45o.

Golden crown
Si mahkota emas itu juga hasil persilangan antara yaman dataran rendah,dataran tinggi,dan ra chine pan dok. Umbi golden crown dan diamond crown sama-sama tinggi. Yang membedakan, umbi cenderung melebar. Tajuk membentuk sudut kemiringan 90o. Tanaman rajin bercabang dengan batang dan cabang agak meliuk-liuk. Golden crown lebih langka ketimbang diamond crown karena sulit dikawinkan.

Arabicum pagoda
Disebut demikian karena bentuk batang unik, seperti pagoda. Pangkal batang berdiameter besar, lalu sedikit demi sedikit mengecil sampai ke ujung. Dari sosoknya itu diduga arabicum pagoda memiliki darah Arabicum somalense. Trubus melihat jenis itu dikoleksi nurseri Nabanant di Pathum Tani dan nurseri Siam Adenium di Bangkok, Thailand.

Obesum batang seribu
Setahun terakhir obesum batang seribu menjadi jenis obesum yang paling banyak dicari. Dari kecil bonggol dan percabangan sudah menarik, ujar Adeng. Jenis ini tergolong langka. Dari 1.000 biji obesum asal Thailand yang disemai hanya 0,2%yang menjadi batang seribu.Pertumbuhannya lambat, tanaman berumur 2 tahun rata-rata tingginya 12 cm dengan diameter umbi 3-5 cm.

Obesum pagoda
Obesum pagoda disebut juga cabang seribu batang tunggal. Batang utama seperti pagoda, tetapi diselimuti banyak cabang. Ia jauh lebih langka ketimbang obesum batang seribu. Pertumbuhan lambat. Pada umur 2 tahun,tinggi hanya 30 cm dengan diameter umbi 5-6 cm.

Obesum mini size compacta
Ia istimewa karena bonggol, batang, dan cabang kompak meski sosoknya mini. Daun oval, tebal bergelombang. Karena sifatnya itu, ia disebut juga obesum super. Pertumbuhan lambat. Tanaman berumur 7 tahun tingginya hanya 25 cm dengan diameter bonggol 7 cm.

Socotranum
Jenis ini bukan tergolong spesies arabicum atau pun obesum. Habitat asli Adenium socotranum hanya ditemukan di Pulau Socotra,di selatan Lautan Hindia dan Semenanjung Arab.Ciri utamanya berbatang tunggal,daun kecokelatan agak merah,dan batang agak cokelat. Ia baru memunculkan cabang setelah berumur ratusan tahun. Konon,ia termasuk spesies langka. Hingga saat ini, di Indonesia diduga hanya ada 100 tanaman.

Socotranum kerap disamakan dengan thai socotranum. Padahal,thai socotranum ialah sebutan untuk adenium yaman dataran rendah di Thailand. Konon, 7 tahun silam muncul adenium muda mirip socotranum di pameran Suan Luang. Nama socotranum pun melekat, meski ciri-cirinya berbeda dengan socotranum asli. Lantaran telanjur terkenal sebagai socotranum, nama itu tetap dipakai dengan menambah kata thai sebagai pembeda.(Destika Cahyana/Peliput:Rosy Nur Apriyanti)

Dikutip dari majalah TRUBUS

AGLAONEMA







Aglaonema atau yang biasa disebut orang Cina sebagai Chinese Evergreen, di Indonesia, dulunya lebih dikenal sebagai Sri Rejeki. Thailand yang terkenal di bidang hortikultura berhasil mengembangkannya melalui penyilangan dan menghasilkan variasi warna daunnya dan karena itu di Thailand aglo dikenal sebagai Siamese Rainbow atau pelangi dari Thailand.

Di Indonesia, aglaonema terkenal berkat jasa Gregori Garnadi Hambali yang berhasil dengan silangan lagendarisnya yang diberi nama Pride of Sumatera tahun 1985. Pada waktu dirilis, Pride dijual dengan harga RP. 350 ribu per daunnya.

Pencinta aglaonema pun semakin meluas. Di seluruh dunia, termasuk di Indonesia, harganya sangat mahal, ada yang selembar daunnya mencapai Rp. 10 juta.

Aglaonema sendiri merupakan salah satu tanaman hias yang memiliki corak maupun bentuk daun yang sangat menarik. Selain mudah perawatannya tanaman ini sangat cocok untuk dikoleksi karena tidak memerlukan lahan yang luas. Kebiasaan hidupnya berada dalam kondisi teduh dengan intensitas matahari sekitar 30 % - 40%. Selain itu tanaman ini tidak terlalu suka akan air namun jangan sampai juga terlalu kering, serta menyukai kondisi yang agak lembab. Saat ini terdapat sekitar 350-an aglaonema hibrida.

Kamis, 03 April 2008


Di pagi hari tempat ini begitu tenang dan menghanyutkan ditambah alunan musik klasik sambil menikmati ubi bakar atau roti pisang keju bakar di tambah Hot Chocolate.....
betapa ademnya..sementara di luar sana pengap dan penuh dengan `Radikal Bebas`bayangkan... anda punya tempat seperti ini,tidak usah terlalu menghayal anda pun BISA! ...
coba ikuti link ini untuk mewujudkan impian anda.....
http://www.BikinDuit.com/?ref=sim
ATAU yang ini:
http://www.formulabisnis.com/id=sutra
saya jamin dalam 6 Bulan saja anda akan mewujudkan IMPIAN anda......
BERDOA SAMBIL BERUSAHA.
...