detiknews - detiknews

Powered By Blogger

Sabtu, 05 April 2008

Puring atau Croton


Untuk daerah Bali sendiri terdapat jenis puring yang memang berasal dari bali yang tidak pernah ditinggalkan penghobinya. Terbukti, permintaan tanaman jenis daun-daunan ini stabil sebagai penghias pertamanan, baik itu pekarangan rumah tinggal hingga pertamanan kantor dan hotel. Harga puring per pohon di salah satu temapat di Bali berkisar Rp 5.000 –Rp 15.000 tergantung ukuran dan jenis puring. Kecenderungan belakangan ini, peminat terbesar tanaman puring ini malah kebanyakan datang dari kalangan hotel dan vila. Mereka ini sengaja mendesain hiasan taman dengan puring karena ingin menonjolkan nuansa tropikal yang dalam penanaman dimodifikasikan jenis tanaman lain.
Puring atau croton ini juga dapat digunakan sebagai obat Obat anti kanker lain telah ditemukan oleh Achmad et al. (1991) Dalam Karmawati et al. (1996) yaitu senyawa kriptokaryon 1 yang berasal dari spesies Cryptocarya laevigata. Senyawa aktif lainnya yaitu golongan terpen, contohnya “croton oil” dari Croton tiglium yang diketahui bersifat iritasi dan karsinogen. Kupchanl (1976) Dalam Sutaryadi (1991) telah mengisolasi forbol dari Croton yang berkhasiat sebagai antileukemia. Isolasi dan skrining fito-kimia dari akar purwoceng (Pimpinella pruacan) menghasilkan alkaloid,
saponin, glikosida, steroid, tanin, dan lemak. Pemisahan dengan KLT berhasil memisahkan 12 komponen. Uji hayati terhadap anak ayam jantan memberikan
efek androgenik pada konsentrasi 30%.Sedangkan akar som jawa (Talinum rasemosum) diketahui mengandung alkaloid, saponin, dan tanin, serta T.
triangularis mengandung senyawa alkaloid, saponin, glikosida, dan sterol
(Hernani et al., 1993; Yuliani et. Al., 1995)MEMBERSIHKAN DAUN PURING
Keindahan warna-warni daun puring yang sangat menarik adalah salah satu daya pikat puring. Daun puring ini tidak hanya mengeluarkan warna hijau dan kuning. Melainkan pula, pink dan merah.
Namun, alangkah sayangnya jika keindahan warna daun itu harus pudar karena tidak dirawat dengan baik dan benar. Untuk itu, agar daun puring terlihat tetap menawan, ada baiknya daun selalu dikilapkan secara rutin setiap minggu.
Di pasaran, sebenarnya sudah banyak tersedia pengilap daun (leaf shine) yang penggunaannya tinggal disemprotkan. Namun, untuk menghemat biaya, ada cara yang lebih ekonomis. Yakni dengan menggunakan santan atau susu. Keuntungan lainnya, daun puring akan mendapatkan tambahan unsur gizi dari santan atau susu yang digunakan, sehingga pertumbuhan daun akan menjadi lebar dan semakin sempurna bentuknya.
Mengilapkan daun dengan menggunakan santan atau susu ini pun tidak sulit untuk dilakukan. Caranya mudah saja. Ikuti petunjuknya di bawah ini:
• Bersihkan debu-debu yang menempel pada daun. Selain mengotori daun, debu juga menyebabkan pori-pori daun tertutup sehingga proses penguapan dan fotosintesis akan terganggu. Pembersihan debu pada daun puring dilakukan dengan cara mengelapnya menggunakan kain lembut yang agak lembap. Beberapa jenis puring memiliki daun yang banyak lekukan, sehingga dibutuhkan ketelatenan untuk mengelap bagian sudut yang tertutup.
• Setelah dilap bersih, satu per satu daun puring diolesi dengan santan yang sudah dibekukan dalam freezer atau susu murni tanpa gula, lalu dilap kembali dengan lap yang halus dan lembut.
Bahan lain yang dapat digunakan untuk mengilapkan daun puring adalah baby oil atau minuman bersoda seperti soft drink. Caranya pun tidak jauh berbeda dengan menggunakan santan atau susu. Tak hanya itu, sebagian hobiis juga menggunakan krim pelembap untuk mengilapkan daun puring. Namun, cara ini tidak ekonomis karena harga pelembap jauh lebih mahal dibandingkan dengan harga santan atau susu.